LinkedIn boleh saja masuk dalam kategori
situs jejaring sosial. Namun, peruntukan LinkedIn tak sama dengan
Facebook, sebab ia lebih ditujukan untuk kalangan profesional.
Artinya, bagaimana user memanfaatkan LinkedIn jelas tidak bisa disamakan kala bermain dengan Facebook yang sifatnya lebih santai.
Memang, LinkedIn hadir untuk membantu untuk menjalin networking antar pengguna. Namun bukan cuma untuk urusan sharing foto ataupun bikin status, namun lebih kepada yang sifatnya profesional urusan pekerjaan.
Berikut 5 kesalahan fatal yang harus Anda hindari di LinkedIn:
1. Foto Anak vs foto seksi
Sikap sayang anak dari pengguna internet seringkali diungkapkan dengan cara memposting foto buah hati mereka di situs jejaring. Oke lah, jika hal itu dilakukan di Facebook, namun sebaiknya tidak dilakukan di LinkedIn.
Sebab, apa yang terlihat 'lucu' di Facebook tentunya tidak cocok untuk dunia kerja. Hal ini harusnya sudah bisa disadari pengguna LinkedIn, namun tetap saja, seperti dilansir Huffington Post dan dikutip detikINET, Senin (25/6/2012), foto anak di LinkedIn masih suka ditemui.
Foto yang sebaiknya tidak diposting di LinkedIn termasuk di antaranya foto yang terlalu seksi, menggunakan animasi, atau yang tidak mencerminkan diri Anda dengan baik.
2. Oversharing
Mengintegrasikan berbagai jejaring sosial yang Anda ikuti dengan LinkedIn, memang bisa menjadi pilihan.
Namun harus dilihat juga apa dan seberapa banyak yang diposting. Jangan malah akun LinkedIn Anda menjadi oversharing alias berlebihan. Sebaiknya pisahkan mana yang urusan profesional di LinkedIn dan bersenang-senang di jejaring sosial lain.
3. Menyerang User Lain
LinkedIn seringkali digunakan oleh para pemburu karyawan. Tentu untuk melirik calon karyawan, banyak poin yang menjadi pertimbangan, salah satunya adalah sikap.
Bagaimana jika user LinkedIn yang dilirik, namun ia memiliki sikap tidak terpuji? Seperti suka 'menyerang' atau melakukan tindakan kekerasan tertulis kepada user lain.
Pastinya sikap negatif itu akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi perekrut. Terlebih, para perekrut kerap menelaah lebih mendalam apa yang Anda tampilkan di LinkedIn.
4. Banyak Koneksi, Apa Anda Kenal Semua?
Sah-sah saja memiliki banyak koneksi (pengguna yang terhubung) di LinkedIn. Hanya saja jika terlalu banyak dan tidak memberikan manfaat, malah akan jadi bumerang. Memang Anda kenal siapa saja yang terhubung dengan Anda?
Bahkan sejatinya, Anda diimbau untuk berhati-hati dengan siapapun yang terkoneksi dengan akun LinkedIn Anda. Siapa tahu 'teman' Anda tersebut memiliki riwayat yang tidak bagus di dunia kerja. Jadi ketika ia dilihat ada di daftar koneksi Anda, bisa-bisa image negatif tersebut juga ikut terseret.
5. Profil Harus Jelas
Informasi yang dituliskan di akun Anda itu ibarat CV digital yang disodorkan ke perusahaan. Jadi jika 'CV' tersebut tidak menampilkan data-data dengan jelas, tentu ini akan menjadi kerugian tersendiri.
Salah satu poin yang kerap terlewati adalah informasi tempat Anda bekerja sebelumnya. Tak cukup rasanya cuma menulis nama mantan perusahaan tempat Anda bekerja tersebut, tulis pula posisi dan tanggung jawab yang Anda emban di sana.
Lebih bagus lagi jika dapat menyebutkan Anda pernah terlibat dalam proyek apa di perusahaan terdahulu. Ini penting karena akan masuk dalam pertimbangan perekrut.
Artinya, bagaimana user memanfaatkan LinkedIn jelas tidak bisa disamakan kala bermain dengan Facebook yang sifatnya lebih santai.
Memang, LinkedIn hadir untuk membantu untuk menjalin networking antar pengguna. Namun bukan cuma untuk urusan sharing foto ataupun bikin status, namun lebih kepada yang sifatnya profesional urusan pekerjaan.
Berikut 5 kesalahan fatal yang harus Anda hindari di LinkedIn:
1. Foto Anak vs foto seksi
Sikap sayang anak dari pengguna internet seringkali diungkapkan dengan cara memposting foto buah hati mereka di situs jejaring. Oke lah, jika hal itu dilakukan di Facebook, namun sebaiknya tidak dilakukan di LinkedIn.
Sebab, apa yang terlihat 'lucu' di Facebook tentunya tidak cocok untuk dunia kerja. Hal ini harusnya sudah bisa disadari pengguna LinkedIn, namun tetap saja, seperti dilansir Huffington Post dan dikutip detikINET, Senin (25/6/2012), foto anak di LinkedIn masih suka ditemui.
Foto yang sebaiknya tidak diposting di LinkedIn termasuk di antaranya foto yang terlalu seksi, menggunakan animasi, atau yang tidak mencerminkan diri Anda dengan baik.
2. Oversharing
Mengintegrasikan berbagai jejaring sosial yang Anda ikuti dengan LinkedIn, memang bisa menjadi pilihan.
Namun harus dilihat juga apa dan seberapa banyak yang diposting. Jangan malah akun LinkedIn Anda menjadi oversharing alias berlebihan. Sebaiknya pisahkan mana yang urusan profesional di LinkedIn dan bersenang-senang di jejaring sosial lain.
3. Menyerang User Lain
LinkedIn seringkali digunakan oleh para pemburu karyawan. Tentu untuk melirik calon karyawan, banyak poin yang menjadi pertimbangan, salah satunya adalah sikap.
Bagaimana jika user LinkedIn yang dilirik, namun ia memiliki sikap tidak terpuji? Seperti suka 'menyerang' atau melakukan tindakan kekerasan tertulis kepada user lain.
Pastinya sikap negatif itu akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi perekrut. Terlebih, para perekrut kerap menelaah lebih mendalam apa yang Anda tampilkan di LinkedIn.
4. Banyak Koneksi, Apa Anda Kenal Semua?
Sah-sah saja memiliki banyak koneksi (pengguna yang terhubung) di LinkedIn. Hanya saja jika terlalu banyak dan tidak memberikan manfaat, malah akan jadi bumerang. Memang Anda kenal siapa saja yang terhubung dengan Anda?
Bahkan sejatinya, Anda diimbau untuk berhati-hati dengan siapapun yang terkoneksi dengan akun LinkedIn Anda. Siapa tahu 'teman' Anda tersebut memiliki riwayat yang tidak bagus di dunia kerja. Jadi ketika ia dilihat ada di daftar koneksi Anda, bisa-bisa image negatif tersebut juga ikut terseret.
5. Profil Harus Jelas
Informasi yang dituliskan di akun Anda itu ibarat CV digital yang disodorkan ke perusahaan. Jadi jika 'CV' tersebut tidak menampilkan data-data dengan jelas, tentu ini akan menjadi kerugian tersendiri.
Salah satu poin yang kerap terlewati adalah informasi tempat Anda bekerja sebelumnya. Tak cukup rasanya cuma menulis nama mantan perusahaan tempat Anda bekerja tersebut, tulis pula posisi dan tanggung jawab yang Anda emban di sana.
Lebih bagus lagi jika dapat menyebutkan Anda pernah terlibat dalam proyek apa di perusahaan terdahulu. Ini penting karena akan masuk dalam pertimbangan perekrut.
sumber : http://inet.detik.com/read/2012/06/25/115132/1949910/510/5-kesalahan-fatal-bermain-linkedin
0 komentar:
Posting Komentar